BUDAYA DAN AGAMA : Pengelolaan Masjid Sebagai Pusat Integrasi Budaya &Agama dalam Pengembangan Wisata Religi

 

    Islamisasi budaya melahirkan setiap gerak nafas budaya orang Kampar adalah budaya Islam. Hal ini tercermin dari semboyan orang Kampar adat basondi syara', syara' basondi kitabullah, syara' bakato, adat mamakai (Adat Bersendikan Syara', Syara' Bersendikan Kitabullah, Syara' berkata, Adat memakai). Kekuatan semboyan ini, terimplementasi dalam kehidupan masyarakat yang selalu menjadikan masjid/surau sebagai basis utama dalam setiap kegiatan kemasyarakatan dalam membangun peradaban. Di suraulah dulunya anak laki-laki yang mulai menginjak masa remaja menghabiskan waktunya setiap hari. Di surau mereka belajar mengaji, belajar petatah-petitih, belajar basisombau, badiqiu, belajar beladiri silek, randai, dan berbagai kesenian adat lainnya. Di surau jugalah mereka ditempa dan dipersiapkan untuk menjadi pribadi yang siap menanggung beban dan amanah di kemudian harinya. Artinya semua kehidupan kemasyarakatan orang Kampar mulai dari zaman dahulu sampai sekarang masih terpusat dengan masjid. Kedekatan dengan masjid itulah membuat kehidupan orang ocu (panggilan untuk orang Kampar) sangat religius. Berangkat dari hal tersebut, maka yang menjadi fokus bahasan dalam tulisan ini adalah upaya menghadirkan Masjid Jami' Air Tiris Kampar yang terkelola secara professional dan mampu memadukan nilai-nilai budaya masyarakat setempat dalam kegiatannya. Dengan mengakomodir budaya setempat diharapkan dapat menunjang terciptanya Masjid Jami' sebagai tempat wisata religi, Masjid Jami' sebagai pusat Ibadah, pusat sejarah Islam, pusat pengembangan ekonomi warga, pusat Pengembangan Syiar Islam, budaya masyarakat Kabupaten Kampar dan Peradaban Masyarakat Kampar yang Islami.

Penulis             : P. Adiyes Putra, Nurnasrina, Abdurahman Sayuti, Siti Nurhalimah Hanum

ISBN               : Sedang Proses

Tebal Buku      : vi,  86 hal (145x205 mm)

Harga               : Rp. 32.000.-

Post a Comment

0 Comments